Dulu sering diidam pasangan hati yang sunyi
Kenal warna isi, sudi menghargai
Tahu menilai adat budi
Lambang kesempurnaan pekerti..
Namun
Cantik dicermin busuk hati mengkeji
Mulut manis berlapis , sombong membasahi
Tuah darah membawa adab jauh sekali mengangkat akhlak
Kenapa keturunan menjadi ukutan
Bukan akhlak yang dipersembahkan?
Indah pakaian pada mata , telajang pada tingkah
Kata sehidup semati, dibiar diri setengah mati
Syair asyik minta dihargai tidak pernah cuba menghargai
Bertahun mengengam sabar,
berbulan memendam rasa..
Muka indah diluar parah hati berdarah di dalam
Kata keji dan hinaan jadi kelaziman
Sudah sering menjadi makanan
Hendak keselesaan tanpa perjuangan
Tamak kemewahan tanpa pengorbanan
Hidup dianggap menjadi banduan
Inginkan kebebasan laungan kebiasaan
Biarlah ia pergi..
Inilah cerita dibalik hati
tertipu jangan bayangan peribadi
terlena jangan kata manis menyusuli
No comments:
Post a Comment